
Makersware , Jakarta - Permasalahan di Timur Tengah menyebabkan perusahaan penerbangan menjauh dari ruang udara di area tersebut. Ini berdampak pada sektor wisata di negera-negera lain di dekat Iran dan Israel yang tengah menghadapi tensi tinggi.
Satu dari beberapa negara di wilayah Timur Tengah yang berpotensi dipengaruhi oleh situasi ini adalah Uni Emirat Arab. Kota Dubai, dikenal karena skyline-nya yang mencolok dan menjadi destinasi pariwisata favorit di kawasan itu untuk pelancong internasional, termasuk mereka datang dari Indonesia. Karena adanya perselisihan saat ini, para traveler mungkin bertanya-tanya tentang keselamatan mengunjungi tempat tersebut melalui reservasi liburan. Walaupun tidak secara langsung terkait dengan masalah tersebut, dekatnya posisi UEA dengan Iran di Selat Parsi sudah menimbulkan ketidaknyamanan pada aktivitas perjalanan.
Beberapa negara, contohnya Inggris, hingga Senin, 23 Juni 2025, memandang bahwa Dubai tetap menjadi destinasi yang aman untuk dikunjungi. Berdasarkan laporan tersebut, The Independent , Kementerian Luar Negeri Britania Raya (FCDO) tidak menerbitkan peringatan perjalanan ke Uni Emirat Arab, namun mereka menyebutkan bahwa pertikaian yang tengah berlangsung di daerah tersebut serta antara Israel dan Iran memiliki potensi untuk semakin memanas secara mendadak dan tak ada pemberitahuan, termasuk sejak serangan militer Amerika Serikat kepada Iran pada tanggal 22 Juni.
"Terjadi potensi hambatan pada perjalanan seperti penutupan ruang udara secara sebentar, keterlambatan serta pembatalan penerbangan, dan beberapa efek tak terduga lainnya." Pihak FCDO menyarankan agar warganya di Inggris menyimak anjuran mereka dengan cermat, selalu update berita baik lokal maupun global guna mendapat info terupdate, tetap waspada serta patuh pada instruksi dari pemerintah daerah setempat, dan hanya melakukan perjalanan jika sangat diperlukan menuju basis militer.
Australia, melalui situs smartraveller.gov.au Mereka memberikan peringatan bahwa pertikaian yang terjadi di Timur Tengah bisa menyebabkan tensi meningkat di lokasi sekitarnya dan berpotensi menimbulkan penutupan ruang udara, pencopotan jadwal penerbangan, serta hambatan pada aktivitas perjalanan lainnya. Keadaan aman di daerah itu sangat sulit untuk ditebak dan mungkin akan semakin meruncing sewaktu-waktu tanpa adanya tanda-tanda awal. Terdapat ancaman dari serangan timbal balik dan kemungkinan eskalasi situasi secara luas dalam zona tersebut, termasuk juga dengan ancaman serangan teroris. Peringatan ini mencantumkan pesan: "Para warga negara Australia yang ada di Uni Emirat Arab diminta untuk memerhatikan nasihat resmi kami berkaitan dengan bahaya-bayaha terorisme dan menjaga diri agar tetap aman saat terjadinya bentrokan senjata."
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Dubai merilis pernyataan menyusul travel advisory yang dirilis oleh Pemerintah Uni Emirat Arab. KBRI Abu Dhabi serta KJRI Dubai menasihati semua warga negara Indonesia di negera tersebut agar waspada terhadap kondisi saat ini. tahapan rileks tapi tetap berhati-hati, m Pantau kemajuan kondisi dengan menggunakan sumber-sumber yang sahih dan dapat diandalkan, serta hindari informasi tidak valid. Indari menyebarkan berita yang belum diverifikasi "Sebarkan pertimbangan untuk mengurungkan niat bepergian ke daerah-daerah berpotensi terpengaruh sampai kondisi menjadi lebih baik," demikian tertulis pada akun Instagram resminya.
Penerbangan ke Dubai
Sejumlah penerbangan yang menuju dan meninggalkan Dubai serta ibukota UEA Abu Dhabi sudah dibatalkan akibat adanya gangguan di daerah itu dan penutupan ruang udara di bagian Timur Tengah.
Maskapai penerbangan di Bandara Internasional Dubai sudah memberikan saran perjalanan kepada konsumennya lantaran beberapa rute keberangkatan dari Bandara Internasional Dubai (DXB) serta Bandara Internasional Dubai World Central - Al Maktoum (DWC) mungkin akan terkena keterlambatan, dibatalkan, atau dialihkan.
"Kami secara khusus menganjurkan seluruh wisatawan untuk mengonfirmasi kondisi keberangkatan terupdate melalui maskapai mereka sebelum beranjak ke Bandar Udara, serta merencanakan waktu ekstra bagi perjalanannya," demikian tertulis pada pengumumannya.
Website bandara mengindikasikan bahwa ada pembatalan kedatangan dalam beberapa hari terakhir dari kota-kota seperti London, Dallas, Singapura, Istanbul, dan Jaipur, serta penundaan keberangkatan menuju Amsterdam, Toronto, Newark, Aqaba, London, Kabul, dan Basra; ini hanyalah sebagian saja. Meskipun demikian, mayoritas penerbangan tetap berjalan dengan normal.
Penerbangan yang masih beroperasi perlu melakukan modifikasi rute. Sejak Iran, Irak, Yordania, serta Israel tutup ruang udara mereka secara bertahap saat konflik pecah pada tanggal 13 Juni, beberapa operator penerbangan antarbenua merombak jalur operasionalnya. Perusahaan penerbangan asal Dubai seperti Emirates, Etihad, dan Flydubai memodifikasi sejumlah layanan mereka melewati koridor selatan di atas Arab Saudi dan Samudera Hindia. Meskipun ada keterlambatan kecil, namun pencabutan luas tersebut berhasil dicegah dan area udara Uni Emirat Arab tetap stabil sesuai laporan. Conde Nast Traveler , Senin, 23 Juni 2025.
Pilihan Editor: Pengaruh Konflik Iran-Israel terhadap Ekonomi Keuangan
Posting Komentar