Fokus Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat, Kota Tegal Siapkan 166 Bank Sampah Hingga Rukun Warga

Info Bekasi Terkini Pemkot Tegal, Jawa Tengah, telah menangani masalah limbah secara nyata dengan mendirikan 166 lembaga penyimpanan sampah yang terdistribusi merata di setiap unit Rukun Warga (RW). Inisiatif ini merupakan elemen penting dari upaya memperkuat sistem manajemen sampah yang didasari oleh partisipasi warganya.

Wakil Walikota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah, saat memberikan keterangan di Tegal pada hari Jumat (sesuaikan dengan tanggal relevan), mengatakan bahwa masalah limbah telah menjadi sebuah tantangan dunia yang juga dialami oleh Kota Tegal.

"Tiap harinya, jumlah limbah semakin meningkat. Apabila hal ini tak diatasi dengan sungguh-sungguh dan berkelanjutan, maka dapat menyebabkan efek buruk pada alam sekitar, kesejahteraan penduduk, serta menciderai imej Tegal sebagai kotanya pantai yang bersih dan peduli lingkungan," katanya.

Dia menggarisbawahi bahwa mendirikan bank sampah pada level RW tidak hanya sebagai penyelesaian teknikal saja, tetapi juga menjadi usaha untuk merangsang pergeseran cara berpikir masyarakat tentang pengelolaan limbah.

"Sebelumnya, sampah dianggap sebagai hasil buangan tanpa manfaat apa-apa. Dengan program ini, masyarakat diajak untuk mengubah pandangan tersebut dan menyadari bahwa sampah sebenarnya bisa menjadi suatu sumberdaya yang dapat diproses, digunakan, serta membawa potensi keuntungan ekonomi," jelasnya.

Bank sampah bertindak sebagai suatu metode manajemen limbah yang melibatkan masyarakat secara aktif. Penduduk diharapkan untuk mengklasifikasikan dan membawa sampah mereka dari tempat tinggal menuju bank sampah tersebut. Setelah itu, jumlah sampah yang telah dibawa ini direkam sebagai deposito atau kredit pada buku tabungan mereka dalam format saldo.

" Ini adalah kombinasi dari pendidikan lingkungan, pengembangan masyarakat, serta implementasi ekonomi berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Tazkiyyatul.

Dengan mendirikan bank sampah, Pemerintah Kota Tegal bertujuan untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang peduli terhadap manajemen limbah dengan tepat. Di samping itu, harapan lain dari adanya bank sampah adalah meningkatkan kemandirian ekonomi penduduk lokal lewat transformasi sampah anorganik menjadi barang-barang bernilai seperti kerajinan tangan.

Di saat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal, Nany Lestari, mengatakan bahwa tujuan mendirikan 166 bank sampah ini adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menangani limbah sejak awal.

"Diharapkan dengan peningkatan jumlah bank sampah, tingkat keterlibatan warga dalam mendaur ulang sampah akan bertambah. Hal ini tentunya berdampak pada pengurangan volume limbah yang menuju ke Tempat Pengolahan Akhir serta menciptakan manfaat ekonomi lewat implementasi tiga pilar 3R yaitu Mengurangi, Mendaur Ulang, dan Merecycle," terangnya.

Nany menyebutkan bahwa kebiasaan memisahkan sampah di dalam rumah tangga merupakan dasar utama untuk menghasilkan lingkungan yang lebih bersih dan sustainabel di Kota Tegal.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama