Neta Terancam Bankrut: Penjualan Lesu dan Gelombang Pemutusan Kerja Massal

Info Bekasi Terkini Mengejutkan, Neta Auto, salah satu pendiri industri kendaraan listrik (EV) di Tiongkok, menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah masuk dalam proses restrukturisasi kebangkrutan pada 12 Juni 2025.

Tindakan ini merupakan komponen integral dalam strategi menyeluruh guna menangani kesulitan finansial besar dan memastikan kelanjutan bisnis.

Selama beberapa tahun terakhir, Neta Auto telah mengalami beban besar karena masalah aliran uang, gagal dalam penggalangan dana untuk strategi mereka, serta kenaikan hutang yang melampaui angka 9,8 miliar yuan atau setara dengan sekitar Rp 2,2 triliun.

Gagalnya mengumpulkan dana sebesar antara USD 550-620 juta atau kira-kira Rp 10 triliun semakin memburuk kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Dalam rangka restrukturisasi, perusahaan tersebut telah mengakhiri kontrak kerja dengan lebih dari 2.900 pekerja di penghujung tahun 2024, yang setara dengan kurang lebih 50% jumlah keseluruhan tenaga kerjanya.

Walaupun beberapa tuntutan hukum sudah dimenangi oleh para pekerja berkaitan dengan utang upah yang belum dibayarkan sejak November 2024, perusahaan ternyata tidak mempunyai cukup kekayaan untuk melunasi kewajibannya itu.

Di bulan Maret 2025, pengadilan baru bisa mengamankan kurang dari 500 yuan dalam bentuk dana yang diblokir dari rekening milik entitas terkait dengan perusahaan tersebut.

Untuk menjaga keberlanjutan operasi bisnisnya, Neta Auto telah mengadakan kesepakatan konversi hutang menjadi ekuitas dengan nilai lebih dari 2 miliar yuan bersama para penyedia utamanya yang berjumlah 134 perusahaan.

Namun begitu, tindakan itu belum mencukupi untuk menghentikan kemerosotan drastis dalam kinerja usaha.

Penurunan dalam hasil penjualan merupakan tanda utama dari krisis saat ini: dari sebanyak 152.000 unit di tahun 2022, menurun ke angka 127.500 unit pada tahun 2023, dan merosot lagi hingga mencapai hanya 64.500 unit pada tahun 2024.

Di awal tahun 2025, pengiriman dalam negeri mengalami penurunan signifikan hingga mencapai angka 110 unit saja.

Terakhir diperbarui pada 11 Juni 2025, sekitar 100 pekerja mengadakan pertemuan di markas utama Neta Auto yang berlokasi di Shanghai guna mendesak pembayaran upah mereka.

Konflik itu berakhir dengan pengumuman oleh pihak manajemen bahwa perusahaan akan mengikuti tahap likuidasi lewat jalur hukum yang sesuai.

Meskipun menghadapi tantangan di pasar domestik, Neta Auto tetap berkomitmen untuk menjalankan operasional internasional, terutama di pasar Asia Tenggara seperti Thailand, di mana perusahaan menargetkan penjualan tahunan lebih dari 10.000 unit.

Manajemen menyatakan bahwa proses restrukturisasi ini diharapkan menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan kewajiban finansial perusahaan secara bertahap, serta membuka potensi bagi pemulihan atau integrasi strategis di masa mendatang.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama